Anda pernah mendengar istilah "Monkey
Bussiness"?. Mungkin istilah tersebut sudah tak asing lagi bagi anda
karena kerapkali anda dengar atau lihat di berbagai media, baik itu majalah,
film, atau istilah yang dipakai para pemain saham dan pialang.
Di Wall Street istilah ini sangat terkenal sekali.
Pada awalnya Wall Street adalah sebuah nama jalan di pinggiran kota Manhattan
di New York yang membujur mulai dari timur yaitu dari Broadway menuruni lembah
ke arahSouth Street di East River,
melewati pusat historis dari distrik
keuangan Amerika yaitu Manhattan.
Lalu darimana istilah ini berasal?. Mari kita
deskripsikan sedikit dalam sebuah cerita agar mudah anda pahami.
Suatu hari di sebuah desa, seorang yang kaya raya
mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp. 50.000,- per ekor. Padahal
monyet disana sama sekali tak ada harganya karena jumlahnya yang banyak dan
kerap dianggap sebagai hama pemakan tanaman buah-buahan.
Para penduduk desa yang menyadari bahwa banyak
monyet disekitar desa pun kemudian mulai masuk hutan dan menangkapinya satu
persatu.
Kemudian si orang kaya membeli ribuan ekor monyet
dengan harga Rp 50.000,- . Karena penangkapan secara besar-besaran akhirnya
monyet-monyet semakin sulit dicari, penduduk desa pun menghentikan usahanya
untuk menangkapi monyet-monyet tersebut..
Maka si orang kaya pun sekali lagi kembali untuk
mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp 100.000 per ekor. Tentu saja
hal ini memberi semangat dan "angin segar" bagi penduduk desa untuk
kemudian mulai untuk menangkapi monyet lagi. Tak berapa lama, jumlah monyet pun
semakin sedikit dari hari ke hari dan semakin sulit dicari, kemudian penduduk
pun kembali ke aktifitas seperti biasanya, yaitu bertani.
Karena monyet kini telah langka, harga monyet pun
meroket naik hingga Rp 150.000,- / ekornya. Tapi tetap saja monyet sudah sangat
sulit dicari.
Sekali lagi si orang kaya mengumumkan kepada
penduduk desa bahwa ia akan membeli monyet dengan harga Rp 500.000,- per ekor!
Namun, karena si orang kaya harus pergi ke kota
karena urusan bisnis, asisten pribadinya akan menggantikan sementara atas
namanya.
Dengan tiada kehadiran si orang kaya, si asisten
pun berkata pada penduduk desa: "Lihatlah monyet-monyet yang ada di
kurungan besar yang dikumpulkan oleh si orang kaya itu. Saya akan menjual
monyet-monyet itu kepada kalian dengan harga Rp 350.000,- / ekor dan saat si
orang kaya kembali, kalian bisa menjualnya kembali ke si orang kaya dengan
harga Rp 500.000,- . Bagaimana...?".
Akhirnya, penduduk desa pun mengumpulkan uang
simpanan mereka dan membeli semua monyet yang ada di kurungan.
Namun...
Kemudian...
Mereka tak pernah lagi melihat si orang kaya maupun
si asisten di desa itu!
Selamat datang di Wall Street..!
*Inilah yang dikatakan orang "Monkey
Bussiness"!
Jika sekarang anda paham, itu bagus!. Berarti
artikel ini dapat sedikit menambah wawasan anda
Semoga bermanfaat.