“Kelas paling rendah terperangkap antara sejahtera dan upah rendah” “Kelompok kelas menengah terus terikat dengan peluang pekerjaan dan
ketidakamanan pensiun” “Kelompok baru yang super kaya terbebas dari segala aturan pajak dan
masyarakat” Inilah
Neo-liberal, baik dari paham sayap kiri maupun dari saya kanan, mereka tidak akan mampu memberikan
manfaat ekonomi kepada masyarakat dari peningkatan kesejateraan dan ketahanan ekonomi.
manfaat ekonomi kepada masyarakat dari peningkatan kesejateraan dan ketahanan ekonomi.
Di Inggrislah paham Neo-liberal pertama muncul dalam
bentuk yang sudah konkrit. Dikonfrontasi oleh kelompok upah rendah dan ambang
kebangkrutan sebuah negara yang sejahtera, partai Konservative di bawah
pimpinan
Margaret Thatcher terpilih pada tahun 1979. Di
America, Ronald Reagan menjabat pada 1981, dan negara-negara Anglo-Saxon[1] sejak itu menganut dan mengadvokasi leberalisasi pasar bebas.
Manfaat dari liberalisasi pasar bebas sangat tergantung pada siapa diri
anda, di mana anda berada dan berapa banyak uang atau aset untuk anda memulai.
Di Inggris
Masa kejayaan upah para pekerja, sebagaimana diungkapkan
dalam PDB, adalah antara tahun 1945 dan 1973, dan saat itu bukan di bawah
ekonomi liberal.
Kunci kesuksesan paham neo-liberal sebenarnya bukanlah penambahan aset,
melainkan berapa besarnya dan porsi kepemilikan kekayaan oleh orang-orang yang
sangat kaya. Di Amerika Serikat, antara tahun 1979 dan
2004, 1 persen yang merupakan orang-orang terkaya terjadi pertambahan kepemilikan dari 78 persen pendapatan nasional, sementara 80
persen penduduk mengalami penurunan pendapatan dari 15 kepemilikan mereka. Hal
itu merupakan perpindahan kekayaan dari sebagian besar orang terhadap
segelintir orang dengan jumlah sekitar $664 milyar.
Negara-negara Amerika Latin dan Afrika, yang lebih tinggi pertumbuhan ekonominya dari pada negara berkembang lainnya, jatuh lebih dari 60 persen setelah mereka
menjadi anggota IMF – yang didukung oleh paham Neo-liberal tahun 1980 an, dan
sekarang malah terhenti.
Secara singkat inilah masalanya : baik sayap
kiri maupun sayap kanan tampaknya tidak mampu menghadapi monopoli kapitalisme.
Baik penganut welfarism[2]ataupun
statism[3] tidak
bisa mengubah nasib orang miskin dan nampaknya tidak juga Neo-Liberal. Hanya
ekonomi bersama (share economic) dapat memperbaiki dominasi alami pasar
bebas yang mendukung monopoli.
Tetapi kita hanya bisa berbagi jika kita punya. Jadi ada
kemungkinan radikal dan belum terekplorasi – dari penyebaran kepemilikan
kekayaan secara umum dan pemanfaatan aset, kredit dan modal. Hal ini aka
menghilangkan konflik antara pemodal dan buruh karena tumbuhnya pasar tanpa
monopoli dan negara yang membayar upah – karena negaralah pemilik modal – namun tidak mengharuskan negara sejahtera.
Oleh : Phillip Blond (dosen senior Filsafat dan Teologi di Universitas Cumbria).
[1]
Negara-negara maritim kepulauan yang
terletak di Eropa.
Sebutan ini dapat disederhanakan, Anglo-Saxon merupakan negara-negara yang
termasuk Inggris Raya dan negara-negara lainnya di kepulauan
Inggris. Anglo Saxon merupakan negara-negara berbudaya khas dan berbeda sejarah
sosial budaya dengan negara-negara di daratan Eropa Barat lainnya yang disebut
kontinental. Inggris, Irlandia, Amerika Serikat dan Australia adalah negara-negara yang
disebut sebagai Anglo-Saxon
[2] konsep ekonomi kesejahteraan
[3]
Statisme adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan keyakinan bahwa, apa pun alasannya, pemerintah harus
mengendalikan baik kebijakan ekonomi atau sosial atau keduanya untuk beberapa
derajat. statisme secara efektif kebalikan dari anarkisme statisme dapat
mengambil banyak bentuk